Sanggau, Kalimantan Barat,PWMEDIATV.COM
Sebuah gudang di Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, diduga menjadi lokasi penimbunan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar. Temuan ini mencuat setelah tim media melakukan investigasi di lapangan dan mendapati aktivitas bongkar muat solar dalam jumlah besar dari sebuah truk bernomor polisi KB 8656 DC.
Kegiatan tersebut memunculkan pertanyaan besar terkait kepatuhan terhadap regulasi distribusi BBM subsidi. Lebih mengkhawatirkan lagi, tidak terlihat adanya pengawasan dari Aparat Penegak Hukum (APH), sehingga menimbulkan dugaan pembiaran.

Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa gudang tersebut dikaitkan dengan seseorang bernama Agus. Namun, belum dapat dipastikan apakah dia adalah pemilik atau hanya pengelola tempat tersebut.
Kami hanya tahu bahwa ini adalah gudang milik seseorang bernama Agus, tetapi tidak jelas apakah dia pemilik atau sekadar pengelola,” ujar sumber tersebut.
Ia juga menyoroti lemahnya tindakan dari pihak berwenang. “Seolah-olah aktivitas ini dibiarkan begitu saja tanpa tindakan tegas,” tambahnya.
Dampak dan Kebutuhan Tindakan Tegas

Penimbunan BBM subsidi merupakan praktik yang merugikan masyarakat luas. Solar bersubsidi seharusnya diperuntukkan bagi mereka yang benar-benar membutuhkan, bukan untuk diperdagangkan demi keuntungan pribadi. Jika praktik ilegal ini terus dibiarkan, bisa berujung pada kelangkaan BBM dan kenaikan harga di pasaran.
Tanpa tindakan tegas, praktik serupa dikhawatirkan akan terus terjadi, merugikan masyarakat dan mengganggu stabilitas pasokan energi di daerah.
Pengawasan lebih ketat dan transparansi dalam distribusi BBM subsidi menjadi kebutuhan mendesak. Kasus ini seharusnya menjadi momentum bagi pihak berwenang untuk memperbaiki sistem pengawasan serta memastikan subsidi benar-benar sampai ke tangan yang berhak.
Pada saat awak media konfirmasi kepada pak agus melalui via cet WhatsApp terkait keberadaan gudang tersebut pak agus mengatakan iya betul, jawabnya kepada media.
(Tim/Red)